A.
Definisi Longsor
Longsor atau
sering disebut gerakan tanah adalah suatu peristiwa geologi yang terjadi karena
pergerakan masa batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan jenis seperti
jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah. Secara umum kejadian longsor
disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor pendorong dan faktor pemicu. Faktor
pendorong adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi material sendiri,
sedangkan faktor pemicu adalah faktor yang menyebabkan bergeraknya material
tersebut. Meskipun penyebab utama kejadian ini adalah gravitasi yang
mempengaruhi suatu lereng yang curam.
Namun ada pula faktor-faktor lainnya yang
turut berpengaruh:
1. Erosi yang
disebabkan sungai-sungai atau gelombang laut yang
menciptakan lereng-lereng yang terlalu curam
menciptakan lereng-lereng yang terlalu curam
2. Lereng dari
bebatuan dan tanah diperlemah melalui saturasi
yang diakibatkan hujan lebat
yang diakibatkan hujan lebat
3. Gempa bumi
menyebabkan tekanan yang mengakibatkan longsornya
lereng-lereng yang lemah
lereng-lereng yang lemah
4. Gunung berapi
menciptakan simpanan debu yang lengang, hujan
lebat dan aliran debu-debu
lebat dan aliran debu-debu
5.
Getaran dari
mesin, lalu lintas, penggunaan bahan-bahan peledak,
dan bahkan petir
dan bahkan petir
6.
Berat yang
terlalu berlebihan, misalnya dari berkumpulnya hujan
atau salju.
atau salju.
Wilayah rawan tanah longsor di Pulau
Jawa dapat dipantau melalui satelit, yaitu memanfaatkan citra satelit untuk bencana geologi. Wilayah rawan bencana
tanah longsor terdapat di bagian selatan jawa . Wilayah Jawa Barat bagian
selatan bertopografi relative lebih kasar, sehingga sering mengalami longsor.
Kabupaten Tasikmalaya tersebar di bagian selatan yaitu, Bantarkalong,
Bojonggambir, Salawu, Sodonghilir, Taraju, Salopa, Sukaraja, Cigalontang,
Pageregeung, Ciawi, Cisayong, Indihiang, dan Tanjungjaya.
Sebagai contoh, peristiwa tanah
longsor pada tangall 22 Maret 2008 di Kampung Cikaso , Desa Kutawaringin,
Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Jika dilihat dari bentuk
topografinya, daerah tersebut merupakan perbukitan dengan kemiringan lereng 150-400.
Dengan demikian, tingakt longsor di daerah tersebut termasuk sedang-tinggi.
B. Jenis tanah longsor
B. Jenis tanah longsor
1. Longsoran
translasi, yaitu bergeraknya masa tanah dan batuan
pada bidang gelincir yang berbentuk rata atau bergelombang landai.
pada bidang gelincir yang berbentuk rata atau bergelombang landai.
2. Longsoran
rotasi , yaitu bergeraknya masa tanah dan batuan
pada bidang gelincir yang berbentuk cekung.
pada bidang gelincir yang berbentuk cekung.
3. Pergerakan
blok , yaitu perpindahan batuan yang bergerak pada bidang
gelincir berbentuk rata.
gelincir berbentuk rata.
4.
Runtuhan batu,
yaitu pergerakan sejumlah besar batuan atau material lain
ke bawah dengan cara jatuh bebas.
ke bawah dengan cara jatuh bebas.
5.
Rayapan
tanah adalah jenis tanah longsor yang bergerak lambat.
6. Aliran
bahan rombakan, yaitu jenis tanah
longsor yang terjadi ketika
masa tanah bergerak akibat adanya dorongan air.
masa tanah bergerak akibat adanya dorongan air.
C .
Materi Pesan dan Mitigasi
Mitigasi adalah segala upaya yang
dilakukan untuk mengurangi dan memperkecil akibat bencana alam. Tahap
pencegahan dan mitigasi bencana adalah :
1. Menerbitkan peta wilayah rawan
bencana
2. Memasang rambu-rambu peringatan
bahaya dan larangan
di wilayah rawan bencana.
di wilayah rawan bencana.
3. Mengembangkan sumber daya manusia
satuan pelaksana.
4. Mengadakan pelatihan penanggulangan
bencana kepada warga di
wilayah rawan bencana.
wilayah rawan bencana.
5. Mengadakan penyuluhan atas upaya peningkatan
kewaspadaan masyarakat di wilayah rawan bencana.
6. Menyiapkan tempat penampungan sementara di jalur-jalur evakuasi
jika terjadi bencana.
7. Memindahkan masyarakat yang tinggal di wilayah bencana ke tempat
yang aman.
8. Membuat bangunan untuk mengurani
dampak bencana, misalnya
tanggul penahan erosi.
tanggul penahan erosi.
9. Membentuk pos-pos siaga bencana.
D. Tips Mencegah Tanah Longsor
1. Jangan membuat sawah dan kolam
pada lereng bagian atas yang dekat dengan pemukiman.
2. Buatlah terasering(sengkedan)
jika membangun permukiman atau pertanian pada lereng yang terjal.
3. Segera menutup retakan
tanah dan memadatkannya agar air tidak masuk ke dalam tanah melalui retakan.
4. Jangan melakukan
penggalian di bawah lereng terjal.
5. Jangan menebang pohon di
lereng.
6. Jangan membangun rumah di
bawah tebing.
7. Jangan mendirikaan
permukiman di tepi lereng yang terjal.
8. Membangun rumah di lereng
bukit secara benar.
9. Jangan mendirikan bangunan
di bawah tebing yang terjal.
10. Jangan memotong tebing
ketika membuat jalan.
11. Jangan mendirikan rumah di
tepi sungai yang rawan erosi.
E. Tanda-tanda dan penyebab tanah longsor
Berikut
ini beberapa pertanda terjadinya bencana tanah longsor:
1. Reruntuhan batu(rock fall) dan tanah
(debris) pada jalan.
2. Retakan baru pada lereng, jalan, atau
dinding penahan tanah.
3. Material berupa tanah, batuan, pohon
berjatuhan dari lereng.
4. Air mengalir dari lereng atau saluran
air konstruksi penahan tanah berubah warnanya
dari bening menjadi coklat.
5. Air terkonsentrasi dan alirannya
memotong badan jalan atau menuju wilayah yang
lebih rendah
6. Konstruksi penahan tanah mulai rusak
akibat erosi.
7. Saluran air rusak akibat derasnya
aliran air.
8. Air di bagian puncak tidak tertampung
lagi dan mengalir deras ke badan jalan ( banjir ).
9. Rembesan air semakin banyak dan
terjadi secara tiba-tiba pada lereng atau konstruksi
penahan tanah.
Video Tentang Longsor :
1.Animasi Tanah Longsor
2.Tragedi Longsor Batu Bara
3.Fenomena Longsor , Abrasi , dan Banjir
Gif Longsor :